77betsports

guru 2d togel - Antisipasi Perekrutan Teroris Lewat Medsos

2024-10-06 21:30:27

guru 2d togel,hasil sementara liga champion,guru 2d togel
JPNN.com » Nasional » Humaniora » Antisipasi Perekrutan Teroris Lewat Medsos

Antisipasi Perekrutan Teroris Lewat Medsos

Kamis, 06 Juni 2024 – 21:10 WIB Antisipasi Perekrutan Teroris Lewat MedsosFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comDeputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2024). ANTARA/Ho-Humas BNPT.

jpnn.com - JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak masyarakat untuk mengantisipasi perekrutan anggota teroris lewat media sosial.

Menurut Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Roedy Widodo, masyarakat penting mengetahui hal ini mengingat tingginya penggunaan media sosial di kalangan remaja.

"Kelompok tersebut cara merekrutnya tidak lagi bertemu langsung seperti dahulu, tetapi sudah memanfaatkan teknologi digital atau internet dengan menggunakan media sosial seperti WhatsApp, Telegram dan sebagainya," ujar Roedy pada seminar 'Bersama Menangkal Radikalisme Menuju Indonesia Maju’ di Jakarta Selatan, Rabu (5/6).

Baca Juga:
  • BNPT: Keterlibatan Perempuan dan Anak dalam Terorisme jadi Tantangan Pemerintahan Baru

Dalam siaran pers yang diterima Kamis, Roedy mengatakan penggunaan (medsos) dalam menyebarkan paham teroris mendorong terbentuknya kategori masyarakat yang dianggap paling mudah terpapar.

Salah satu target kelompok masyarakat yang dinilai menjadi sasaran empuk teroris yakni remaja, anak anak hingga perempuan.

Mereka dinilai mudah terpapar karena rendahnya pemahaman akan paham radikal sehingga dapat dengan mudah terhasut.

Baca Juga:
  • Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Delegasi Selandia Baru

Selain itu kategori masyarakat ini juga dinilai paling sering menggunakan media sosial.

Roedy juga menilai masyarakat umum hingga aparatur sipil negara (ASN) di beberapa instansi termasuk Polri, berpotensi terpapar paham terorisme lewat media sosial.